Bismillahirahmanirahim..
Assalamualaikum Wr.Wb
Saya akan sedikit menanggapi Tugas
kuliah tentang Boikot Sari Roti
Pertama saya bahas adalah Boikot
Apa itu Boikot ?
Boikot adalah tindakan untuk tidak
menggunakan, membeli, atau berurusan dengan seseorang atau suatu organisasi
sebagai wujud protes atau sebagai suatu bentuk pemaksaan.
Berita yang ditampilkan di Medsos
Indosari Corpindo Tbk membantah
telah berikan roti gratis pada aksi 212 lalu. “produk Sari Roti tersebut adalah
produk yang dibeli oleh salah seorang Konsumen melalui salah satu Agen yang
berlokasi diJakarta. Pihak pembeli meminta agak produk tersebut dapat
diantarkan ke area pintu masuk Monas dan dipasangkan tulisan “gratis” tanpa
pengetahuan dan perijinan dari pihak PT Nippon Indosari Corpindo Tbk,” tulis
pihak mereka pada pengumuman resminya.
Tanggapan saya Tentang Boikot Sari
Roti
Dikopi dari “Makhmud Riyadhi Pejuang
Palestin”
Sebagai insan profesional bisnis, saya terpanggil untuk
memberikan komentar dan pandangan atas klarifikasi dan pengumuman yang
dilakukan oleh pihak Sari Roti. Tulisan berikut adalah sebuah pandangan
objektif yang semoga dapat menjadi bahasan di internal Sari Roti.
Sebuah masukan kepada manajemen Sari
Roti untuk :
1.
Mengevaluasi tim Public Relation perusahaan.
Menurut saya, tindakan klarifikasi ini berlebihan dan berdampak pada turunnya
penjualan Sari Roti diberbagai tempat penjualan. Karena tanpa klarifikasi pun,
masyarakat tidak akan mengaitkan brand Sari roti dengan aksi 212. Ada kalimat
menjaga kesatuan NKRI dan kebhinekaan. Seakan-akan aksi 212 tidak mendukung
NKRI dan kebhinekaan. Dan itu pasti menyakitkan kaum muslimin yang ikut aksi
212.
2.
Kembali memperhatikan Muslim Emerging Market
sebagai segmen pasar yang perlu diperhatikan. Saya yakin Pembeli terbesar Sari
Roti dominan di Indonesia kaum muslimin. Maka berkaitan dengan hal-hal sensitif
terkait perasaan market harusnya dihindari guna menjaga kelangsungan sales.
Ketika mal-mal baru sangat memperhatikan keberadaan masjid, jadi untuk pihak
yang terkait Sari Roti sebagai emerging market yang memiliki daya beli.
3.
Hindari isu yang dianggap akan menaikkan Brand.
Jika memang ada strategi untuk menaikkan brand dengan adanya masalah aksi 212
ini tolong agar dipikirkan lagi juga ujungnya bakal kayak gimana apakah baik
atau buruk buat Brand.
4.
Meminta kepada kaum muslimin dan membuat
apresiasi keputusan peserta yang memborong produk Sari Roti.
Demikian komentar atau tanggapan
yang saya pahami. Saya sebagai mahasiswa berharap memutuskan yang terbaik guna
memajukan Brand Sari Roti juga.
Semoga Bermanfaat
Saya Risma Lestari
jurusan Teknik Informatika Strata satu UNAS PASIM BANDUNG
Terima Kasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb