Rabu, 21 Desember 2016

Boikot Sari Roti



Bismillahirahmanirahim..

Assalamualaikum Wr.Wb

Saya akan sedikit menanggapi Tugas kuliah tentang Boikot Sari Roti

Pertama saya bahas adalah Boikot

Apa itu Boikot ?
Boikot adalah tindakan untuk tidak menggunakan, membeli, atau berurusan dengan seseorang atau suatu organisasi sebagai wujud protes atau sebagai suatu bentuk pemaksaan.

Berita yang ditampilkan di Medsos

Indosari Corpindo Tbk membantah telah berikan roti gratis pada aksi 212 lalu. “produk Sari Roti tersebut adalah produk yang dibeli oleh salah seorang Konsumen melalui salah satu Agen yang berlokasi diJakarta. Pihak pembeli meminta agak produk tersebut dapat diantarkan ke area pintu masuk Monas dan dipasangkan tulisan “gratis” tanpa pengetahuan dan perijinan dari pihak PT Nippon Indosari Corpindo Tbk,” tulis pihak mereka pada pengumuman resminya.

Tanggapan saya Tentang Boikot Sari Roti

Dikopi dari “Makhmud Riyadhi Pejuang Palestin”
Sebagai insan  profesional bisnis, saya terpanggil untuk memberikan komentar dan pandangan atas klarifikasi dan pengumuman yang dilakukan oleh pihak Sari Roti. Tulisan berikut adalah sebuah pandangan objektif yang semoga dapat menjadi bahasan di internal Sari Roti.
Sebuah masukan kepada manajemen Sari Roti untuk :
1.       Mengevaluasi tim Public Relation perusahaan. Menurut saya, tindakan klarifikasi ini berlebihan dan berdampak pada turunnya penjualan Sari Roti diberbagai tempat penjualan. Karena tanpa klarifikasi pun, masyarakat tidak akan mengaitkan brand Sari roti dengan aksi 212. Ada kalimat menjaga kesatuan NKRI dan kebhinekaan. Seakan-akan aksi 212 tidak mendukung NKRI dan kebhinekaan. Dan itu pasti menyakitkan kaum muslimin yang ikut aksi 212.
2.       Kembali memperhatikan Muslim Emerging Market sebagai segmen pasar yang perlu diperhatikan. Saya yakin Pembeli terbesar Sari Roti dominan di Indonesia kaum muslimin. Maka berkaitan dengan hal-hal sensitif terkait perasaan market harusnya dihindari guna menjaga kelangsungan sales. Ketika mal-mal baru sangat memperhatikan keberadaan masjid, jadi untuk pihak yang terkait Sari Roti sebagai emerging market yang memiliki daya beli.
3.       Hindari isu yang dianggap akan menaikkan Brand. Jika memang ada strategi untuk menaikkan brand dengan adanya masalah aksi 212 ini tolong agar dipikirkan lagi juga ujungnya bakal kayak gimana apakah baik atau buruk buat Brand.
4.       Meminta kepada kaum muslimin dan membuat apresiasi keputusan peserta yang memborong produk Sari Roti.
Demikian komentar atau tanggapan yang saya pahami. Saya sebagai mahasiswa berharap memutuskan yang terbaik guna memajukan Brand Sari Roti juga.

Semoga Bermanfaat

Saya Risma Lestari jurusan Teknik Informatika Strata satu UNAS PASIM BANDUNG

Terima Kasih.

Wassalamualaikum Wr.Wb